Hari ini
seperti juga kelmarin hari
tiada mampu langsung
terucap dari mungil bibir
biar sepatah cuma
(kelu)
Puisi ini lalu terlahir
untuk kehormatan diri
egoistik lebih tepatnya
hanya buat mereka
yang lagi duduk menyaksi ilham-NYA
merasuk tulang-tulang tua mereka
Sekilas, terdetik di benak;
Apakah mereka sebahagia nyanyian hati?
saat aku didodoi dan dididik.
Apakah mereka seceria lakonan perasaan?
tatkala mereka berpenat lelah memberi aku makan minum.
Namun, mengapa saat hati mereka aku robekkan,
masih tetap bisa tersenyum dan tertawa?
Aku malah makin takut!
Menyata sayang saat ini
lalu kehilangan pada saat berikutnya
dan kupilih untuk memendam sayang
Air mata ini
mengapa langsung tidak memahami
sengaja memilih menetap di sukma
menyeruak ke dunia menemani keharuan
Sayang tiada terungkap
entahkan bila bisa terucap?
*i've been missing my parents
very much!!
La audacia y el cálculo
5 years ago
No comments:
Post a Comment